Sunday, January 26, 2020

Bentuk Pagelaran Sintren

0
Bentuk Pagelaran Sintren
Bentuk penyajian sintren ini sang penari sintren diharuskan untuk puasa senen kemis, selain itu mandi tujuh sumur pada malam jumat kliwon, bertujuan untuk dapat menebarkan pesona atau daya tarik kepada para penonton. Ritual mandi tujuh sumur untuk penari sintren diakhiri dengan mandi di banyu tarung, yaitu sungai yang memiliki dua aliran sungai yang bertemu dalam satu tempat.
Pra Pertunjukan Adalah saat dimulainya tabuhan gamelan, bertujuan untuk tanda bahwa akan dimulainya pertunjukan sintren dan di maksudkan untuk mengumpulkan penonton, dilanjut dengan acara “Dupen” yaitu acara doa bersama-sama diiringi membakar kemenyan dengan maksud untuk mendapatkan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga terhindar dari mara bahaya.
Menjadikan Sintren, tahap menjadikan sintren dilakukan oleh kemlandang dengan membawa calon penari sintren yang diiringi oleh 3 orang penari pengiring, diantaranya adalah “badut, widadari atau dayang”. Sintren didudukan oleh kemlandang dalam keadaan berpakaian biasa dan didampingi oleh para widadari. Kemlandang akan menjadikan penari sintren dalam beberapa tahap, antara lain:
1. Kemlandang akan mengikat kedua tangan dan tubuh dari calon penari sintren dengan di dekatkan ke arah kemenyan bakar sambil diberi mantra, “trapena banda liro nisuwari sintren, dulun ala dunun dulu ala dunun”.
keadaan sintren yang diikat, maka oleh widadari akan di masukan kedalam kurungan, disertai dengan alat rias dan kostum sintren.
2. setelah itu dibuka lagi untuk melihatkan kepada penonton bahwa sang sintren masih dalam keadaan terikat atau masih utuh, kemudian di tutupan kembali dengan kurungan oleh kemlandang sambil di beri kemenyan. Sinden juga tak kalah penting dalam pertunjukan ini, dimana sinden akan mengiringi kemlandang yang sedang  memberi kemeyan bakar diatas kurungan dengan menyanyikan nyanyian bidadari turun,
“asalamualaikum sisane sing doro lanang,  ande-ande lumut temuruno sedelo bae, ana cah ayu sing ngenteni”.
3. Penari sintren akan memberikan tanda pada saat dalam kurungan kalau dia sudah selesai, yaitu dengan mengerakkan kurungan tersebut.. Widadari dan kemlandang akan membukakan kurungan dan penari sintren sudah lepas dari ikatan dengan keadaan rapi dan berdandan lengkap.
Pertunjukan sintren berikutnya adalah menghibur para penonton dengan lemah gemulai menari sambil diiringi oleh sinden dan penabuh gamelan. Dalam menyanyikan nyanyian sintren itu sendiri berbeda-beda yaitu sesuai dengan permintaan dari penari sintren. Saat menari sintren selalu di iringi atau didampingi oleh widadari dan badut. Bertujuan untuk menjaga penari sintren, misal yaitu pada saat penari sintren merasa lemas atau tak berdaya maka widadari akan menopangnya sambil memberikan asap kemenyan. Badut juga selalu mengiringi sintren kemana dia melangkah, biasanya berada di samping atau depan dari penari sintren. Fungsi dari badut itu sendiri selain sebagai pasangan sintren, badut juga memberikan nilai plus untuk pertunjuykan sintren, yaitu dengan menari tarian lucu, atau sekedar menggoda penonton agar suasana lebih meriah.
Bila sintren merasa lemas maka ia akan memberitahu widadari untuk kembali ke kurungan. Sintren didudukan oleh widadari, kemudian kemlandang akan menutup kurungan dengan memberikan asap kemenyan di atas kurungan tersebut. Saat penari sintren dalam kurungan maka sinden akan menyanyikan nyanyian lagi, seperti nyanyian tembang waru. Maksud dari tembang ini adalah untuk menyemangati sintren agar ia mau menari lagi dan siap menghibur para penonton.  Disamping itu kemlandang terus memberikan asap kemenyan pada kurungan sintren.
Widadari akan menanyakan kepada sintren dengan menempelkan telingga ke arah kurungan tersebut. Sintren akan memberikan tanda bahwa dia sudah siap untuk menari. Acara selanjutnya yaitu sintren menari dengan penonton, dimana penonton ikut antusias untuk nyawer sintren serasa nari dengan penari profesional, namun saweran yang di berikan ia masukan kedalam jamang (hiasan yang terdapat dikepala dengan untaian melati disampingnya). Saat sintren menari dengan penonton tak ketinggalan badut ikut menari di sebelahnya juga. Ketika tarian sintren sudah dianggap cukup, maka sintren akan diiringi oleh widadari untuk menarik saweran dari para penonton dengan membawa baskom atau nampan ke arah penonton yang dipegang oleh widadari.
Selanjutnya adalah acara “Balangan” yaitu pada saat penari sintren sedang menari maka dari arah penonton ada yang melempar kain atau baju ke arah sintren. Uniknya, setiap penari terkena lemparan maka sintren akan terjatuh pingsan, saat itulah sang kemlandang dengan menggunakan mantra-mantra mengusapkan kedua tangan penari sintren dengan asap kemenyan, dan diteruskan dengan mengusap wajah penari sintren dengan tujuan agar roh bidadari datang lagi sehingga penari sintren dapat melanjutkan tariannya. Namun pada saat balangan itu, bukan sekedar kain saja, tetapi sudah diselipkan uang didalamnya, yang kemudian akan diberi minyak wangi sintren oleh sang kemlandang. Kain yang sudah diberi minyak wangi tersebut, akan di antarkan langsung oleh penari sintren dengan diiringi sampingnya oleh widadari.
Terakhir bagian Temohan, para penari Sintren dengan nampan mendekati penonton untuk meminta tanda terima kasih dengan uang seiklasnya.

Author Image

About Dicky ully anfika
Soratemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design

No comments:

Post a Comment